Sabtu, 26 Januari 2013


Bilang sama emak, menantu terakhirnya bernama “AISYAH “

Hujan pasti tetaplah jatuh mengguyur kebun disana. Gerimis tetap terkikis melukiskan indah hatinya. Mengayuh ido berkelana untuk Aisya. Seekor kumbang seperti pena yang terus ingin mengukir kata indah didalam mawar. Sayapnya bergantian dalam musim untuk tebar pesona pada bunganya sampai mereka gugur . tapi aisyah bukan hanya sekedar mawar yang merekah, tidak sekedar melati yang terus memutih. Aisya hanyalah sebuah kembang yang langkah bercorak keras kepala,  cerewet, dan cengeng. Turun gerimis mengingatkan  satu cinta yang terabaikan untuk aisyah, dia bukan seorang yang seperti tokoh aisyah dalam cerita yang anggun, lembut, dan mempesona untuk para laki-laki didunia. Dia aisyah milik ido yang tidak ingin terlupa, bayangan itu sungguh keras kepala seperti dirinya. aisyah selalu hadir dalam ruang rindunya, ruang angannya, meskipun sering diusirnya. dia masih ingat kata-kata kecil aisya yang pernah ia ucapkan padanya, “ Mas Ido mau pergi? Bolehkah aku ikut ?”  saat itu isyah menangis . ido jengkel dengan tingkah lakunya, Dan ido bersih keras ingin meninggalkannya. Aisyah tidak begitu bijaksana, tidak seperti wanita-wanita yang dia impikan. tapi kenapa dia sungguh punya pesona gaib dalam hidupnya. Padahal sebelumnya dia playboy karet yang suka molor-molor sampek ceritanya puter balik tidak tahu ujungnya.
Sementara itu Hujan tetap jatuh. ido masih berteduh dipoto copy pinggir jalan raya, samping Universitas Kanjuruhan Malang. Dia dan Sepedanya kehujanan. Hujan rintik-rintik membuainya dalam pesona gelap. Terlukis kisah yang sudah-sudah, hingga Akhirnya hujan mengantarkan aisyah duduk di seberang. Seperti saat yang terlalu lampau itu, aisyah duduk dihalte belakang orang jualan molen. Telihat dari mata ido saat itu Aisyah merunduk dan membuka kotak kacamata lalu memakainya. Pria tampan yang berjaket jeans Abu-abu itu terus mengamati aisyah dari sebrang. Tanpa disadari oleh wanita kurus ceking itu, kalau orang yang sedang dirindukannya tepat didepannya. hanya tinggal menghadapkan muka kedepan, Sebenarnya mereka sudah berjodoh dalam pandang.
 Sebenarnya Tidak ada yang menarik dari tubuh gadis yang bernama Aisyah itu jika diamati. hanya terlihat wajahnya, telapak tangannya, yang lain tertutup oleh kain busana dan jilbabnya. Aisyah membuka bukunya sambil menikmati duduk disebuah halte. Berkali-kali mikrolet LG Menuju terminal Landungsari lewat dihadapannya, tapi ia tak peduli. Aisyah terus merunduk sambil mengukir kertas dengan penanya. Sepertinya ia sedang mendokumentasikan moment itu dalam catatan. Dan ido ingat, disitu mereka pernah makan gulali sambil bercanda.
Sampai hujan mulai redah dan berganti gerimis, yang datang seolah mengembalikan cinta itu. Aisyah berdiri dan menutup bukunya. Ia mendekatkan tangannya menyentuh gerimis. Perlahan mata itu diusapnya dengan kain ujung kerudungnya, dan sepertinya ia sedang menangis…
kalau Mas ido mau ninggalin aku, Izinkan Aku ketemu Mas ido sekali lagi, ya ?.
 tiba –tiba saja sms aisyah itu muncul diingatan ido. Lama kelamaan ido sudah tidak tahan mengamatinya dari jauh. Ingin sekali menyeberang dan mengusap air mata itu. Dipikirannya hanya bisa berkata “Isyah…lihatlah kesini !” . aisyah tetap konsentrasi dengan lamunan disebrang sana. ido hanya menatap kedalam hatinya terlihat sakit, dan seperti terinjak-injak dibawah tanah.
Ketika kisah itu hanya belum terkenang Aisyah Adalah gadis yang berambut pirang dengan kesehariannya memakai jeans ketat dan atasan pendek. Gadis manis yang manja itu anggun dan tinggi, Rambutnya panjang sepanggul dan lurus. Bicaranya manja, tapi pemikirannya kaku dan sering cemburuan.
Hari itu cuaca juga sama dengan sekarang. Hujan mengguyur seberapa penduduk bumi Universitas Kanjuruhan Malang. pulang kuliah, Aisyah seperti biasa duduk di Halte depan kampus, Menunggu mikrolet LG sambil menikmati ice cream. Padahal hari itu hujan, dan terlihat aneh jika dia begitu asyik menikmati makanan dingin di tengah hujan. Samping kiri dan kanannya terlihat orang yang memegang kopi hangat, dan beberapa orang sedang asyik memegan seplastik berisi cilok. Aisyah masih terlihat cueknya, meskipun sebagian orang sedang menggunjingnya.
“ Aneh Banget ya ? tanpa sadari, sebebarnya ido yang berdiri didepan potocopy mengamati Aisyah yang duduk dengan keanehan.  Hatinya tersangkut dengan pandangan mata  dan sapaan lembut dari pikirannya “ Cantik “
“ Apanya yang aneh, do ? jawab budi, yang sebenarnya dia juga mengamati Aisyah dari jauh sejak mulai kemaren.
“ Tuh, cewek yang duduk diseberang jalan. ?
“ Yang mana ?
“ Yang makan ice cream, !
“ Kuk aneh? cantik gitu, ?
“ Bukan itu, Masa hujan-hujan makan ice cream, ?
Saking konsennya si budi mengamati kecantikan itu, hingga tidak sadar yang ada ditangan aisyah adalah keanehan. Bukan tongkat ajaib yang sedang direbutkan para pesihir, tapi tongkat yang menyihir perhatian banyak orang disekelilinganya.
“ iya, ya... Kesambet nenek kuncrit kali tuh cewek, ya ? lahapnya……..padahal udara dingin banget, nih  !!”
“ iya, kurang waras mungkin ya ?
“ ngawur , kalau nggak waras mana mungkin dia nyelonong kesini cari Ilmu ? cetus budi
“ stres !!!  budi menggeleng. Dan belum dipastikan geleng-geleng karena kecantikan, atau keanehan Aisyah
“ bukan stres tapi lagi panas dalam, di !!
“ hahahahahahah, maksudku aku yang stress melihatnya !!!! tawa budi
“ cantik !!” tambahnya
Hari kedua setelah bertemu. Budi kehilangan sopir ojeknya. Sudah berkali-kali budi mondar mandir dari keparkiran sampai kantin tapi tidak ditemukan wajah ido sama sekali. Sepedanya pun sudah tidak terlihat ditempat istikomahnya.
Tung….bunyi handphone menandakan satu sms diterima, bergegaspun ia membaca
“ aku ada urusan, di. Aku titipin kamu ke sopir mikrolet dulu untuk hari ini ya... Hahahaha… misi besar brow ! begitu suara sms ido.
 “ halah,, pasti cewek…. kampret, si tejo yang satu ini. Tak bilangi emakmu ntar ! jawab budi
Tung…balasan sms dari ido serasa terburu-buru. Baru masih selangkah budi berjalan setelah balas sms, langsung dapat respon
“ ok…bilang sama emak, Mantunya terakhir namanya Aisyah, !”  budi cengar-cengir tidak percaya. Kalaupun Aisyah adalah gadis terahir, mungkin adalah sebuah keajaiban Tuhan.
“ Ladalahhhhh…menantu terakhir apaan, dasar macan tutul !!! gerutu adi yang tidak percaya.
Seperti biasa, Aisyah duduk di halte. Tapi hari ia berbeda. kali ini dia memakan gulali sangat seru. Berkali-kali gulali itu di tahan agar tidak terjatuh dari stiknya, karena lembek. Ido geli dan ingin tertawa sebenarnya ketika melihatnya. Aisyah tengah asyik memutar-mutar stik gulali, kemudian di emutnya sambil keluar masuk mulut. Gaya Aisyah terkesan seperti anak kecil, sampai dia tidak sadar kalau sebenarnya dari tadi ido memperhatikannya dari samping sampai ia menelan ludah “gleggg”
Akhirnya….Ido tidak tahan ingin memulai menyapanya, dan memikirkan cara. tapi tidak tahu harus mengawali seperti apa. Di cobanya menjatuhkan helm yang idpangkuannya kedepan Aisyah. Gubrak…seketika Aisyah kaget dan gulalinya terjauh.
“ ups..!! keluh aisyah. Aisyah menoleh ke ido dan mereka saling memandang ( kayak senetron hihihi )
“ Ma’af, !” sapa ido, tentunya dengan melongo melihat wajah itu.
“ helmnya, !” sembari berkata sinis, aisyah  menunjuk dengan wajahnya kearah helm.
“ iya, !” ido mengambil helm dengan hati berkata “ yes..yes..yes, !”
Helm sudah dipangku lagi oleh ido. Aisyah kecewa mainan mulutnya terjatuh, kemudian ia berdiri dan  ido langsung menghalanginya.
“ Eh, mau kemana ?”
“ Pulang..!”
“ Aku antar, !”
“ hah, ? Aisya terkejut. dalam hatinya berkata “ gila apa orang ini, nggak kenal mau antar pulang , !”
“ nggak usah kaget, dek….kenalin, Ido !” sambil mengulurkan tangannya dengan fikiran positif seperti biasa. Ido selalu berfikir, bahwa ketika dia tersenyum kepada orang yang dia kenal ataupun orang asing, orang itu bakalan merespon baik terhadapnya. Tapi, kali ini makhluk yang bernama aisya bukan seperti mereka, justru Aisyah menganggap makhluk di depannya itu setengah jahat. Ya tentulah, Ayam kampus.
“ aisyah, !” jawab aisyah dengan santai, tapi tetap tidak bisa tersenyum memendam curiga.
“ yuk, !” setelah bersalaman ido memberikan helm kepada Aisyah
“ hah, ?”
“ jangan kaget lagi, kan sudah kenal, ?”
“ oh, nggak…itu LG udah stop ..heheheh, !”
Mikrolet LG sudah ada didepan Aisyah. Ido cengingisan setengah kecewa, Tapi masih tetap positif thingking menahan putus asa.
“ see you…!!! Ido melambaikan tangan dengan senyum tiga jarinya.
Sudah dalam mikrolet kira-kira sepuluh menit. Melambai-lambai dalam pikiran Aisyah tentang pria ganteng tadi, tapi terus diusirnya. Kegelian terus mengusik perasaannya. Risih. Aneh. Selang bebearapa menit kemudian, Aisyah merasa tidak tenang, ada yang mencurigakan dalam lirikannya. Ditolehnya kebelakang mikrolet…dannnn… “ hah, ?”. ido dengan santai terlihat mengikuti mikrolet yang ditumpangi Aisyah.
 “ benar-benar orang gila, !” keluh Aisyah kesal. Bingung, sumpek sudah menyatu dalam otaknya.
Aisyah menggaruk-garuk kepalnya dan ingin menjerit tapi cukup dalam hatinya “ Akhhhhhhhhhhhh…!!”
“ Stop..stop, pak !” Aisyah berhenti disembarang tempat. Ido dan akal bulusnya tetap nyelonong pura-pura tidak mengerti kalau aisyah sudah berhenti didepan gang “ Akhirnya, aku tahu Gang rumahnya, hahahahah, !” keluh Ido dalam hati. Tapi dalam hati Aisyah “ Ketipu…Dasar Orang gila …hihihihih“
Esok harinya. Pagi seakan indah dan meneriakn hati ido untuk berangakat kuliah pagi-pagi sekali. Si Budi tetangga sekaligus sahabat karibnya juga sudah siap menyusul kerumah Ido pagi itu. Dengan gagahnya berjalan masuk menuju rumah ido, Cengar cengir seperti kantong kebanyakan uang, tapi hati penuh harapan untuk memiliki sepeser rupiah. Diketoknya pintu rumah.
“ Assalamu’alaikum..!? “
“ Wa’alaikum salam !” jawab ibunya Ido
“ Ido Mana, Mak, ?”
“ Udah berangkat, Jam setengah tujuh Tadi..”!!
“ Whaaaaaatttttt..,?”
Budi puyeng sambil melihat kantong celananya tanpa sepeser recehpun. Ditambah pentongan yang nylonong dikepalanya. Saat itu dia hanya bisa pasrah dan berkata “ nebeng sopo iki ?
“ Ido ndak Sms kamu ta, di ?” Tanya Ibu Ido
“ Nggak, Mak !”            
Budi heran dengan temannya yang satu ini. Tumben berlagak aneh tanpa sepengetahuannya.
“ Ada pesan terakhir nggak, Mak ?”
Ibu ido terkejut
“ Emang kenapa dengan, anakku ?
kali ini ibu ido mulai merasakan keanehan. Biasanya budi yang membangunkan, tapi kali ini malah tertinggal.
“ apa dia nakal lagi, di ?
“ waduh, masa cewek lagi !”
“ maksudnya ?
“ jatuh cinta, mak !”
“ hah ? kapan tobatnya bocah ini ?????
“ tapi….kemaren ido bilang, menantu terakhirnya bernama Aisyah , katanya !”
“ Aamiin !” Teriak ibu ido, penuh harap. Dalam hatinya hanya bisa pasrah dan nggak neko-neko. Asalkan anaknya mau tobat, tidak peduli menantunya secantik atau sejelek peliharaan tetangga, yg penting anaknya bisa setia.
               Meluncur ke tempat Aisyah turun sembarangan. Ido duduk diatas motor dengan kaos kerah warna putih yang wanginya memukau melebihi kamar mayat. Bibirnya bersiul-siul. tubuh santainya mangkal depan gang hingga pukul 10:00. Sampai pukul 11:00 siang yang dia lalui sambil makan nasi pincuk gerobak, cilok bakar, sate usus, tapi Aisyah tidak muncul dari gang itu.


BERSAMBUNG