Bilang
sama emak, menantu terakhirnya bernama “AISYAH “
Hujan pasti tetaplah jatuh mengguyur kebun
disana. Gerimis tetap terkikis melukiskan indah hatinya. Mengayuh ido berkelana
untuk Aisya. Seekor kumbang seperti pena yang terus ingin mengukir kata indah
didalam mawar. Sayapnya bergantian dalam musim untuk tebar pesona pada bunganya
sampai mereka gugur . tapi aisyah bukan hanya sekedar mawar yang merekah, tidak
sekedar melati yang terus memutih. Aisya hanyalah sebuah kembang yang langkah
bercorak keras kepala, cerewet, dan
cengeng. Turun gerimis mengingatkan satu
cinta yang terabaikan untuk aisyah, dia bukan seorang yang seperti tokoh aisyah
dalam cerita yang anggun, lembut, dan mempesona untuk para laki-laki didunia.
Dia aisyah milik ido yang tidak ingin terlupa, bayangan itu sungguh keras
kepala seperti dirinya. aisyah selalu hadir dalam ruang rindunya, ruang
angannya, meskipun sering diusirnya. dia masih ingat kata-kata kecil aisya yang
pernah ia ucapkan padanya, “ Mas Ido mau
pergi? Bolehkah aku ikut ?” saat itu
isyah menangis . ido jengkel dengan tingkah lakunya, Dan ido bersih keras ingin
meninggalkannya. Aisyah tidak begitu bijaksana, tidak seperti wanita-wanita
yang dia impikan. tapi kenapa dia sungguh punya pesona gaib dalam hidupnya.
Padahal sebelumnya dia playboy karet yang suka molor-molor sampek ceritanya
puter balik tidak tahu ujungnya.
Sementara itu Hujan tetap jatuh. ido
masih berteduh dipoto copy pinggir jalan raya, samping Universitas Kanjuruhan
Malang. Dia dan Sepedanya kehujanan. Hujan rintik-rintik membuainya dalam
pesona gelap. Terlukis kisah yang sudah-sudah, hingga Akhirnya hujan
mengantarkan aisyah duduk di seberang. Seperti saat yang terlalu lampau itu,
aisyah duduk dihalte belakang orang jualan molen. Telihat dari mata ido saat
itu Aisyah merunduk dan membuka kotak kacamata lalu memakainya. Pria tampan
yang berjaket jeans Abu-abu itu terus mengamati aisyah dari sebrang. Tanpa disadari
oleh wanita kurus ceking itu, kalau orang yang sedang dirindukannya tepat
didepannya. hanya tinggal menghadapkan muka kedepan, Sebenarnya mereka sudah
berjodoh dalam pandang.
Sebenarnya
Tidak ada yang menarik dari tubuh gadis yang bernama Aisyah itu jika diamati.
hanya terlihat wajahnya, telapak tangannya, yang lain tertutup oleh kain busana
dan jilbabnya. Aisyah membuka bukunya sambil menikmati duduk disebuah halte.
Berkali-kali mikrolet LG Menuju terminal Landungsari lewat dihadapannya, tapi
ia tak peduli. Aisyah terus merunduk sambil mengukir kertas dengan penanya. Sepertinya
ia sedang mendokumentasikan moment itu dalam catatan. Dan ido ingat, disitu
mereka pernah makan gulali sambil bercanda.
Sampai hujan mulai redah dan berganti
gerimis, yang datang seolah mengembalikan cinta itu. Aisyah berdiri dan menutup
bukunya. Ia mendekatkan tangannya menyentuh gerimis. Perlahan mata itu
diusapnya dengan kain ujung kerudungnya, dan sepertinya ia sedang menangis…
”kalau
Mas ido mau ninggalin aku, Izinkan Aku ketemu Mas ido sekali lagi, ya ?.
tiba –tiba saja sms aisyah itu muncul
diingatan ido. Lama kelamaan ido sudah tidak tahan mengamatinya dari jauh.
Ingin sekali menyeberang dan mengusap air mata itu. Dipikirannya hanya bisa
berkata “Isyah…lihatlah kesini !” .
aisyah tetap konsentrasi dengan lamunan disebrang sana. ido hanya menatap kedalam
hatinya terlihat sakit, dan seperti terinjak-injak dibawah tanah.
Ketika kisah itu hanya belum terkenang
Aisyah Adalah gadis yang berambut pirang dengan kesehariannya memakai jeans
ketat dan atasan pendek. Gadis manis yang manja itu anggun dan tinggi, Rambutnya
panjang sepanggul dan lurus. Bicaranya manja, tapi pemikirannya kaku dan sering
cemburuan.
Hari itu cuaca juga sama dengan
sekarang. Hujan mengguyur seberapa penduduk bumi Universitas Kanjuruhan Malang.
pulang kuliah, Aisyah seperti biasa duduk di Halte depan kampus, Menunggu
mikrolet LG sambil menikmati ice cream. Padahal hari itu hujan, dan terlihat
aneh jika dia begitu asyik menikmati makanan dingin di tengah hujan. Samping
kiri dan kanannya terlihat orang yang memegang kopi hangat, dan beberapa orang
sedang asyik memegan seplastik berisi cilok. Aisyah masih terlihat cueknya,
meskipun sebagian orang sedang menggunjingnya.
“ Aneh Banget ya ?
tanpa sadari, sebebarnya ido yang berdiri didepan potocopy mengamati Aisyah
yang duduk dengan keanehan. Hatinya
tersangkut dengan pandangan mata dan
sapaan lembut dari pikirannya “ Cantik “
“ Apanya yang aneh, do ?
jawab budi, yang sebenarnya dia juga mengamati Aisyah dari jauh sejak mulai
kemaren.
“ Tuh, cewek yang duduk diseberang
jalan. ?
“ Yang mana ?
“ Yang makan ice cream, !
“ Kuk aneh? cantik gitu, ?
“ Bukan itu, Masa hujan-hujan makan ice
cream, ?
Saking konsennya si budi mengamati
kecantikan itu, hingga tidak sadar yang ada ditangan aisyah adalah keanehan.
Bukan tongkat ajaib yang sedang direbutkan para pesihir, tapi tongkat yang
menyihir perhatian banyak orang disekelilinganya.
“ iya, ya... Kesambet nenek kuncrit
kali tuh cewek, ya ? lahapnya……..padahal udara dingin banget, nih !!”
“ iya, kurang waras mungkin ya ?
“ ngawur , kalau nggak waras mana
mungkin dia nyelonong kesini cari Ilmu ? cetus budi
“ stres !!! budi menggeleng. Dan belum dipastikan
geleng-geleng karena kecantikan, atau keanehan Aisyah
“ bukan stres tapi lagi panas dalam, di
!!
“ hahahahahahah, maksudku aku yang
stress melihatnya !!!! tawa budi
“ cantik !!” tambahnya
Hari kedua setelah bertemu. Budi
kehilangan sopir ojeknya. Sudah berkali-kali budi mondar mandir dari keparkiran
sampai kantin tapi tidak ditemukan wajah ido sama sekali. Sepedanya pun sudah
tidak terlihat ditempat istikomahnya.
Tung….bunyi handphone menandakan satu sms
diterima, bergegaspun ia membaca
“ aku ada urusan, di. Aku titipin kamu
ke sopir mikrolet dulu untuk hari ini ya...
Hahahaha… misi besar brow ! begitu suara sms ido.
“ halah,, pasti cewek…. kampret, si tejo yang
satu ini. Tak bilangi emakmu ntar ! jawab budi
Tung…balasan
sms dari ido serasa terburu-buru. Baru masih selangkah budi berjalan setelah
balas sms, langsung dapat respon
“ ok…bilang sama emak, Mantunya
terakhir namanya Aisyah, !”
budi cengar-cengir tidak percaya. Kalaupun Aisyah adalah gadis terahir,
mungkin adalah sebuah keajaiban Tuhan.
“ Ladalahhhhh…menantu terakhir apaan,
dasar macan tutul !!! gerutu adi yang tidak percaya.
Seperti biasa, Aisyah duduk di halte.
Tapi hari ia berbeda. kali ini dia memakan gulali sangat seru. Berkali-kali
gulali itu di tahan agar tidak terjatuh dari stiknya, karena lembek. Ido geli
dan ingin tertawa sebenarnya ketika melihatnya. Aisyah tengah asyik
memutar-mutar stik gulali, kemudian di emutnya sambil keluar masuk mulut. Gaya
Aisyah terkesan seperti anak kecil, sampai dia tidak sadar kalau sebenarnya
dari tadi ido memperhatikannya dari samping sampai ia menelan ludah “gleggg”
Akhirnya….Ido tidak tahan ingin memulai
menyapanya, dan memikirkan cara. tapi tidak tahu harus mengawali seperti apa.
Di cobanya menjatuhkan helm yang idpangkuannya kedepan Aisyah. Gubrak…seketika Aisyah kaget dan
gulalinya terjauh.
“ ups..!!
keluh aisyah. Aisyah menoleh ke ido dan mereka saling memandang ( kayak
senetron hihihi )
“ Ma’af, !”
sapa ido, tentunya dengan melongo melihat wajah itu.
“ helmnya, !”
sembari berkata sinis, aisyah menunjuk
dengan wajahnya kearah helm.
“ iya, !”
ido mengambil helm dengan hati berkata “
yes..yes..yes, !”
Helm sudah dipangku lagi oleh ido.
Aisyah kecewa mainan mulutnya terjatuh, kemudian ia berdiri dan ido langsung menghalanginya.
“ Eh, mau kemana ?”
“ Pulang..!”
“ Aku antar, !”
“ hah, ?
Aisya terkejut. dalam hatinya berkata “
gila apa orang ini, nggak kenal mau antar pulang , !”
“ nggak usah kaget, dek….kenalin, Ido
!” sambil mengulurkan tangannya dengan
fikiran positif seperti biasa. Ido selalu berfikir, bahwa ketika dia tersenyum
kepada orang yang dia kenal ataupun orang asing, orang itu bakalan merespon
baik terhadapnya. Tapi, kali ini makhluk yang bernama aisya bukan seperti
mereka, justru Aisyah menganggap makhluk di depannya itu setengah jahat. Ya tentulah,
Ayam kampus.
“ aisyah, !”
jawab aisyah dengan santai, tapi tetap tidak bisa tersenyum memendam curiga.
“ yuk, !”
setelah bersalaman ido memberikan helm kepada Aisyah
“ hah, ?”
“ jangan kaget lagi, kan sudah kenal,
?”
“ oh, nggak…itu LG udah stop ..heheheh,
!”
Mikrolet LG sudah ada didepan Aisyah.
Ido cengingisan setengah kecewa, Tapi masih tetap positif thingking menahan putus
asa.
“ see you…!!!
Ido melambaikan tangan dengan senyum tiga jarinya.
Sudah dalam mikrolet kira-kira sepuluh
menit. Melambai-lambai dalam pikiran Aisyah tentang pria ganteng tadi, tapi
terus diusirnya. Kegelian terus mengusik perasaannya. Risih. Aneh. Selang bebearapa
menit kemudian, Aisyah merasa tidak tenang, ada yang mencurigakan dalam lirikannya.
Ditolehnya kebelakang mikrolet…dannnn… “
hah, ?”. ido dengan santai terlihat mengikuti mikrolet yang ditumpangi
Aisyah.
“ benar-benar orang gila, !”
keluh Aisyah kesal. Bingung, sumpek sudah menyatu dalam otaknya.
Aisyah menggaruk-garuk kepalnya dan
ingin menjerit tapi cukup dalam hatinya “
Akhhhhhhhhhhhh…!!”
“ Stop..stop, pak !”
Aisyah berhenti disembarang tempat. Ido dan akal bulusnya tetap nyelonong
pura-pura tidak mengerti kalau aisyah sudah berhenti didepan gang “ Akhirnya, aku tahu Gang rumahnya,
hahahahah, !” keluh Ido dalam hati. Tapi dalam hati Aisyah “ Ketipu…Dasar Orang gila …hihihihih“
Esok harinya. Pagi seakan indah dan
meneriakn hati ido untuk berangakat kuliah pagi-pagi sekali. Si Budi tetangga
sekaligus sahabat karibnya juga sudah siap menyusul kerumah Ido pagi itu.
Dengan gagahnya berjalan masuk menuju rumah ido, Cengar cengir seperti kantong
kebanyakan uang, tapi hati penuh harapan untuk memiliki sepeser rupiah. Diketoknya
pintu rumah.
“ Assalamu’alaikum..!? “
“ Wa’alaikum salam !” jawab ibunya Ido
“ Ido Mana, Mak, ?”
“ Udah berangkat, Jam setengah tujuh
Tadi..”!!
“ Whaaaaaatttttt..,?”
Budi puyeng sambil melihat kantong
celananya tanpa sepeser recehpun. Ditambah pentongan yang nylonong dikepalanya.
Saat itu dia hanya bisa pasrah dan berkata “
nebeng sopo iki ?
“ Ido ndak Sms kamu ta, di ?”
Tanya Ibu Ido
“
Nggak, Mak !”
Budi heran dengan temannya yang satu
ini. Tumben berlagak aneh tanpa sepengetahuannya.
“ Ada pesan terakhir nggak, Mak ?”
Ibu ido terkejut
“ Emang kenapa dengan, anakku ?
kali ini ibu ido mulai merasakan
keanehan. Biasanya budi yang membangunkan, tapi kali ini malah tertinggal.
“ apa dia nakal lagi, di ?
“ waduh, masa cewek lagi !”
“ maksudnya ?
“ jatuh cinta, mak !”
“ hah ? kapan tobatnya bocah ini ?????
“ tapi….kemaren ido bilang, menantu
terakhirnya bernama Aisyah , katanya !”
“ Aamiin !” Teriak ibu ido, penuh
harap. Dalam hatinya hanya bisa pasrah dan nggak neko-neko. Asalkan anaknya mau
tobat, tidak peduli menantunya secantik atau sejelek peliharaan tetangga, yg
penting anaknya bisa setia.
Meluncur
ke tempat Aisyah turun sembarangan. Ido duduk diatas motor dengan kaos kerah
warna putih yang wanginya memukau melebihi kamar mayat. Bibirnya bersiul-siul.
tubuh santainya mangkal depan gang hingga pukul 10:00. Sampai pukul 11:00 siang
yang dia lalui sambil makan nasi pincuk gerobak, cilok bakar, sate usus, tapi
Aisyah tidak muncul dari gang itu.
BERSAMBUNG