CERITA
HUJAN
WHEN I SEE THE RAIN, I GET SAD OR HAPPY
Hujan…tetapalah kau jatuh jika ini
adalah sebuah keindahan cinta. Jangan turun hanya pada musimmu. Jangan lenyap
ketika semua sudah berganti. Kelembutanmu sungguh asri dalam hati. Sejukmu
sungguh anggun memperdayakan imajinasiku yang indah merah merona. Rintikanmu
jatuh dan tak lain adalah detakan jantung, meraung, menangis, dan tersendat
oleh asmara. Ketika bibir ini tak sanggup untuk berbisik, ketika senyum itu
malu untuk merintikkan tangis langitmu…bacalah detakan ini dengan seksama. Ayat
yang kutulis hanya kisahmu, rindu yang menggigil karna dinginmu…bacalah dengan
pelan-pelan kitab itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti
tahun..kenangan bisa kutulis hanya dalam dongeng masa depanku….
Hujan…kulukis semua kisahku
ditengah derasmu. Dibawah langitmu yang terjilat oleh tangis alam. Kurajut
asmara di antara percikan gerimismu…di antara jembatan krumbang sampai pasar
krempyeng aku menitikan kenangan itu dibawah tarian airmu. Dia tersenyum
indah…dia tersenyum penuh cinta. Ketika itu..dia membisikkan sebuah nama yang
sangat indah, ucapan yang paling merdu terdengar hingga kini, dan terkadang aku
rindukan “ Namaku, Ido Adri hermawan…Adik
sendiri namanya siapa ?! “ . belia usiaku hanya bisa mengartikan itulah
cinta monyet. Sebelum baligh, aku sudah mengenal sejuknya rasa dimusimmu,
hujan. Sebelum aku mengerti diriku cantik, aku sudah mengenal sentuhan cinta
pertama.
Pohon kelapa yang berjejer
dipematangan sawah, senyum seorang ido yang selalu menantiku di jembatan
krumbang, terlalu indah terkenang hanya dimata. Bertuah yang tertulis di buku
biologi berkali-kali aku baca hingga lusuh, terkadang basah akan hujan diujung
rinduku…” Adik, jika kau merasa sakit dan ingin menangis, tersenyumlah sambil
mengingat hal indah yang telah Allah Berikan padamu, saat itu juga..kau akan
merasa Ikhlas dan Bahagia dengan sendirinya. Dengan senyumku ini, aku akan
meninggalkanmu mencari ilmu. Dan dengan senyumku ini, kau tidak akan
Menghawatirkanku..!”
Di tengah catatan itu seperti ada melati asli walau
hanya lukisan. Buku yang indah dengan pelajaran yang kubenci, tapi yang Ido cintai. Kita sangat
berbeda, tapi kita punya satu yang sama, yaitu ketika kita sangat memperlakukan
cinta dengan sakral. Kita masih belia, tapi kita tahu cinta adalah dari Tuhan.
Hujan...kau
lukiskan kisah itu disetiap musimmu. Kau ajak aku menari diatas masalalu. Aku
gembira meski terpuruk kepalsuan. Aku bahagia meski hanya mengenang itu.
Seorang ido hadir hanya membawa cinta yang putih dan sejernih gerimismu. Kaumku
sangat tersanjung melihat seorang ido menjagaku. Pria rapi yang membekaskan hal
terindah dalam hidupku. Aku yang terindah dan pertama baginya. Aku adalah gadis
pertama yang di khitbahnya.
Pagi
itu...sebelum ia pergi menimba ilmu, kita mengayuh sepeda berangkat sekolah.
Pagi itu indahnya gerimis seperti salju menghias hatinya dan hatiku. Aku
berdo’a pada Tuhan “ Yaa Allah,,,izinkan kita tetap
bahagia seperti ini sampai mati “
Kelembutan Tuhan sungguh agung,
hujan. Tuhan sangat sayang pada kita. Ditengah kesejukanmu…aku melambaikan hati
dan rasa cinta ini sampai puncak hidupnya. Seolah perasaan itu sebagai ganti
lambaian tanganku. Aku gelisah seolah ada yang ingin kucari karena hilang.
Penjara islam yang sebagai peneduh ragaku ketika menunggunya, sahabat-sahabat sholikhah
yang menenangkan tangisku…seoalah hambar seperti siksaan. Pohon yang setia itu
tertimpa bencana. Senyum yang aku rindukan setiap waktu telah pulang kesisiNYA…
“
Mas Ido….!” Hanya kata-kata itu yang bisa aku sebut
dalam hati. Tangan yang setiap kali ingin kusentuh dan ku genggam, hanya bisa
kurasakan dalam mimpi dan angan. Kelembutan wajah yang ingin kukecup dengan
bibirku, hanya bisa aku tetesi dengan airmata kehilangan. Khitbah yang kuimpikan jadi sebuah pernikahan,
hanya bisa kukenang dan tak terlupakan.
Hujan,
Sayatan rindu dalam puisiku telah membawaku menjadi pujangga. Saat itu tanggal 1
januari, musim hujan di tahun 2003. Senyumku sangat merekah indah. Kata bertuahnya
bahwa senyum akan menciptakan ikhlas dan bahagia itu muncul desela tangisku.
Kupejamkan mataku…kurasakan sejuknya senyum ido dijembatan krumbang. Ku hirup
kesejukan gerimis disela-sela pelajaran Ekonomi yang dibawakan B.khoiriyah.
kusajakkan hatiku yang mengukirkan kata kepada kertas putih melalu tinta.
Happ birth day, ido
Selaksa
taburan kembang api Di satu januari
Ribuan
makna bintang Tertimbun diangkasa, melambaikan ceria
Batinku
berseru gembira, Layaknya suara terompet kertas
Yang
menyambut Bersama Topi kerucut beraneka warna
Happy
new years, and happy birth day, sayangku
Moga
kita tetap bersama Dengan lembaran kusut
Yang bahagia itu
Biar
gemuruh semarak Menawarkan segala yang baru
Diawal
januari ini
Hujan..melihatmu kadang aku merasa
bahagia, kadang juga merasa sedih. Melihatmu terkadang membuat sayatan rindu
itu sakit serasa tertusuk duri, kadang juga tersenyum indah dengan kimestri yang
tak mengerti. hujan, tetaplah jatuh jika itu adalah sebuah cinta...tetaplah
jatuh meskipun itu bukanlah ido. Kau lambaikan tangisku untuk masalaluku,
kuharap Tuhan mengetuk satu rintikan cinta seorang yang indah dan sholeh
sepertinya.
Hujan,
tetaplah kau jatuh jika itu adalah sebuah cinta. Semilirkanlah udara pagi yang
membangunkan aku dari kisah itu. Semoga…angin laut bertiup kembali hanya demi
ombak seperti kisah itu. Hujan, ajaklah mentari menghias langitNYA…agar warna
pelangi bisa kusentuh dalam jiwaku, Agar sinar mentari mampu membakar bekunya
masalalu, Dan agar rintikan gerimismu terus mengajariku dari masalalu dibawah
tarian airmu.
Hujan,
bisikan rasa kehilanganku itu pada airmu. Biarkan ia tersapu dan terbawa
arusnya. Lembaran kusut itu sangat berharga untuk ditangisi. Lembaran
ketenangan itu sungguh sakit ketika satu hati telah mati. Hujan, aku ingin bersyukur…aku ingin seikhlas
kata indah yang ditulis ido di buku biologiku. Aku ingin tersenyum agar semua
orang tidak menghawatirkanku. Aku ingin bahagia dengan rasa syukur dan ikhlas
itu.
Hujan,
tetaplah kau jatuh jika adalah sebuah cinta. Bahagia aku ingin menari ditengah gerimismu,
tersenyum aku ketika menyentuh percikan
airmu. Bawalah aku terbangun dari sebuah mimpi agar semua orang tak
menghawatirkanku. “ Yaa Allah…jika aku jatuh cinta, sucikan cintaku hanya dalam
kelembutan Ridhomu. Teguhkan hatinya jika dia mencintaiku karenaMU…Dan bisikkan
padanya syair Rindu dalam penantianku.
Aku sungguh menjaga semua itu hanya untuknya…!”
Hujan,
tetaplah jatuh jika itu adalah sebuah cinta. Luapan tulus cinta seorang
perempuan mengalahkan segudang wanita yang tercinta karena nafsu. Tetaplah kau
jatuh dalam penantianku. Tetaplah bergerimis ditengah bahagiaku. Aku ingin
menulis semua kisah yang terukir dalam musimmu. Ketika hujan cinta itu jatuh,
akan kujatuhkan kesejukan cinta itu dihadapan ROOB-ku, kan kutegukkan secangkir
itu dengan tulus. Hujan..tetaplah kau jatuh jika itu adalah sebuah cinta,
jatuhkan gerimismu pada hatinya. Jatuhkan sucimu pada jodoh cintaku yang sangat
indah.
HUJAN, TETAPLAH JATUH JIKA ITU ADALAH SEBUAH
KEINDAHAN CINTA..!!!
By : Ririd Faridah