Senin, 18 Februari 2013

HUJAN tetaplah jatuh jika kau adalah sebuah CINTA


CERITA HUJAN
WHEN I SEE THE RAIN, I GET SAD OR HAPPY


Hujan…tetapalah kau jatuh jika ini adalah sebuah keindahan cinta. Jangan turun hanya pada musimmu. Jangan lenyap ketika semua sudah berganti. Kelembutanmu sungguh asri dalam hati. Sejukmu sungguh anggun memperdayakan imajinasiku yang indah merah merona. Rintikanmu jatuh dan tak lain adalah detakan jantung, meraung, menangis, dan tersendat oleh asmara. Ketika bibir ini tak sanggup untuk berbisik, ketika senyum itu malu untuk merintikkan tangis langitmu…bacalah detakan ini dengan seksama. Ayat yang kutulis hanya kisahmu, rindu yang menggigil karna dinginmu…bacalah dengan pelan-pelan kitab itu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun..kenangan bisa kutulis hanya dalam dongeng masa depanku….
Hujan…kulukis semua kisahku ditengah derasmu. Dibawah langitmu yang terjilat oleh tangis alam. Kurajut asmara di antara percikan gerimismu…di antara jembatan krumbang sampai pasar krempyeng aku menitikan kenangan itu dibawah tarian airmu. Dia tersenyum indah…dia tersenyum penuh cinta. Ketika itu..dia membisikkan sebuah nama yang sangat indah, ucapan yang paling merdu terdengar hingga kini, dan terkadang aku rindukan  “ Namaku, Ido Adri hermawan…Adik sendiri namanya siapa ?! “ . belia usiaku hanya bisa mengartikan itulah cinta monyet. Sebelum baligh, aku sudah mengenal sejuknya rasa dimusimmu, hujan. Sebelum aku mengerti diriku cantik, aku sudah mengenal sentuhan cinta pertama.
Pohon kelapa yang berjejer dipematangan sawah, senyum seorang ido yang selalu menantiku di jembatan krumbang, terlalu indah terkenang hanya dimata. Bertuah yang tertulis di buku biologi berkali-kali aku baca hingga lusuh, terkadang basah akan hujan diujung rinduku…” Adik, jika kau merasa sakit dan ingin menangis, tersenyumlah sambil mengingat hal indah yang telah Allah Berikan padamu, saat itu juga..kau akan merasa Ikhlas dan Bahagia dengan sendirinya. Dengan senyumku ini, aku akan meninggalkanmu mencari ilmu. Dan dengan senyumku ini, kau tidak akan Menghawatirkanku..!”
Di tengah catatan itu seperti ada melati asli walau hanya lukisan. Buku yang indah dengan pelajaran yang  kubenci, tapi yang Ido cintai. Kita sangat berbeda, tapi kita punya satu yang sama, yaitu ketika kita sangat memperlakukan cinta dengan sakral. Kita masih belia, tapi kita tahu cinta adalah dari Tuhan.
            Hujan...kau lukiskan kisah itu disetiap musimmu. Kau ajak aku menari diatas masalalu. Aku gembira meski terpuruk kepalsuan. Aku bahagia meski hanya mengenang itu. Seorang ido hadir hanya membawa cinta yang putih dan sejernih gerimismu. Kaumku sangat tersanjung melihat seorang ido menjagaku. Pria rapi yang membekaskan hal terindah dalam hidupku. Aku yang terindah dan pertama baginya. Aku adalah gadis pertama yang di khitbahnya.
            Pagi itu...sebelum ia pergi menimba ilmu, kita mengayuh sepeda berangkat sekolah. Pagi itu indahnya gerimis seperti salju menghias hatinya dan hatiku. Aku berdo’a  pada Tuhan “ Yaa Allah,,,izinkan kita tetap bahagia seperti ini sampai mati “
Kelembutan Tuhan sungguh agung, hujan. Tuhan sangat sayang pada kita. Ditengah kesejukanmu…aku melambaikan hati dan rasa cinta ini sampai puncak hidupnya. Seolah perasaan itu sebagai ganti lambaian tanganku. Aku gelisah seolah ada yang ingin kucari karena hilang. Penjara islam yang sebagai peneduh ragaku ketika menunggunya, sahabat-sahabat sholikhah yang menenangkan tangisku…seoalah hambar seperti siksaan. Pohon yang setia itu tertimpa bencana. Senyum yang aku rindukan setiap waktu telah pulang kesisiNYA…
“ Mas Ido….!” Hanya kata-kata itu yang bisa aku sebut dalam hati. Tangan yang setiap kali ingin kusentuh dan ku genggam, hanya bisa kurasakan dalam mimpi dan angan. Kelembutan wajah yang ingin kukecup dengan bibirku, hanya bisa aku tetesi dengan airmata kehilangan.  Khitbah yang kuimpikan jadi sebuah pernikahan, hanya bisa kukenang dan tak terlupakan.
            Hujan, Sayatan rindu dalam puisiku telah membawaku menjadi pujangga. Saat itu tanggal 1 januari, musim hujan di tahun 2003. Senyumku sangat merekah indah. Kata bertuahnya bahwa senyum akan menciptakan ikhlas dan bahagia itu muncul desela tangisku. Kupejamkan mataku…kurasakan sejuknya senyum ido dijembatan krumbang. Ku hirup kesejukan gerimis disela-sela pelajaran Ekonomi yang dibawakan B.khoiriyah. kusajakkan hatiku yang mengukirkan kata kepada kertas putih melalu tinta.



Happ birth day, ido

Selaksa taburan kembang api Di satu  januari
Ribuan makna bintang Tertimbun diangkasa, melambaikan ceria

Batinku berseru gembira, Layaknya suara terompet kertas
Yang menyambut Bersama Topi kerucut beraneka warna

Happy new years, and happy birth day, sayangku
Moga kita tetap bersama  Dengan lembaran kusut Yang bahagia itu

Biar gemuruh semarak Menawarkan segala yang baru
Diawal januari ini

Hujan..melihatmu kadang aku merasa bahagia, kadang juga merasa sedih. Melihatmu terkadang membuat sayatan rindu itu sakit serasa tertusuk duri, kadang juga tersenyum indah dengan kimestri yang tak mengerti. hujan, tetaplah jatuh jika itu adalah sebuah cinta...tetaplah jatuh meskipun itu bukanlah ido. Kau lambaikan tangisku untuk masalaluku, kuharap Tuhan mengetuk satu rintikan cinta seorang yang indah dan sholeh sepertinya.
            Hujan, tetaplah kau jatuh jika itu adalah sebuah cinta. Semilirkanlah udara pagi yang membangunkan aku dari kisah itu. Semoga…angin laut bertiup kembali hanya demi ombak seperti kisah itu. Hujan, ajaklah mentari menghias langitNYA…agar warna pelangi bisa kusentuh dalam jiwaku, Agar sinar mentari mampu membakar bekunya masalalu, Dan agar rintikan gerimismu terus mengajariku dari masalalu dibawah tarian airmu.
            Hujan, bisikan rasa kehilanganku itu pada airmu. Biarkan ia tersapu dan terbawa arusnya. Lembaran kusut itu sangat berharga untuk ditangisi. Lembaran ketenangan itu sungguh sakit ketika satu hati telah mati.  Hujan, aku ingin bersyukur…aku ingin seikhlas kata indah yang ditulis ido di buku biologiku. Aku ingin tersenyum agar semua orang tidak menghawatirkanku. Aku ingin bahagia dengan rasa syukur dan ikhlas itu.
            Hujan, tetaplah kau jatuh jika adalah sebuah cinta. Bahagia aku ingin menari ditengah gerimismu, tersenyum  aku ketika menyentuh percikan airmu. Bawalah aku terbangun dari sebuah mimpi agar semua orang tak menghawatirkanku. “ Yaa Allah…jika aku jatuh cinta, sucikan cintaku hanya dalam kelembutan Ridhomu. Teguhkan hatinya jika dia mencintaiku karenaMU…Dan bisikkan padanya syair  Rindu dalam penantianku. Aku sungguh menjaga semua itu hanya untuknya…!”
            Hujan, tetaplah jatuh jika itu adalah sebuah cinta. Luapan tulus cinta seorang perempuan mengalahkan segudang wanita yang tercinta karena nafsu. Tetaplah kau jatuh dalam penantianku. Tetaplah bergerimis ditengah bahagiaku. Aku ingin menulis semua kisah yang terukir dalam musimmu. Ketika hujan cinta itu jatuh, akan kujatuhkan kesejukan cinta itu dihadapan ROOB-ku, kan kutegukkan secangkir itu dengan tulus. Hujan..tetaplah kau jatuh jika itu adalah sebuah cinta, jatuhkan gerimismu pada hatinya. Jatuhkan sucimu pada jodoh cintaku yang sangat indah.
HUJAN, TETAPLAH JATUH JIKA ITU ADALAH SEBUAH KEINDAHAN CINTA..!!!
           




By : Ririd Faridah