Terimakasih, Cinta
Biarkan dia datang seperti
matahari, dan biarlah dia pergi seperti hujan….
Bersinar, Menetes….Pelangi akan
menjadi kenangan.
Para mahasiswa mulai berlarian atas
guyuran rinai tangis langit pada kolopak bumi di sore ini. Hujan telah memanjakan
sebuah petir yang tidak terlalu dahsyat untuk ditakuti. Semua berlarian, tapi
tidak untuk Aku yang pecinta gerimis. Aku tengah asyik dalam buaian indahnya
percikan air yang seperti mimpi ini. Kujatuhkan hati di sini untuk cerita musim
hujan yang tak terlupakan. Ia telah berlalu, Ia mungkin tidak akan kembali.
Semua yang akan pergi akan terhapus, tapi segala yang terhapus kan membekas
dalam hati untuk tetap terkenang. Kenangan itu kadang tertanggapi dengan baik,
kadang dengan tangis.
Aku lihat dalam-dalam kejauhan hati
yang masih terbit difuknya, tapi tak pasti akan terbenam sampai kapan. Bulan bersinar
yang telah menjadi kenangan itu seolah
baru tadi pagi terjadi. Di sana masih ada hari jum’at yang cerah, hari yang
mengawali caraku untuk tetap berada di sampingnya. Hari lalu yang terus
mengintai masa kini, hingga aku merasa dia masih melekat di sisiku. Berdua duduk
di halte menembus impian untuk tetap berada di dekatnya. Aku tidak pernah
peduli siapa lelaki yang tengah duduk di sampingku sambil menjilat es krim waktu itu. Dia hanya manusia yang sama, aku
tenang dan nyaman di sampingnaya.
Sudah lama berlalu, sungguh mengenang
itu bagaikan ibu yang tengah kesepian merindukan keramaian rumah akan teriakan
anak-anaknya. Dari sudut ruangan aku masih bisa melihat dia tersenyum, tapi
tidak mencintaiku lagi. dari atap ruangan, aku masih bisa berkaca, betapa
rendahnya aku yang tidak terpilih. Dari lantai ruangan yang ku injak, aku bisa
intropeksi diri, aku pernah mencampakkan seseorang sama seperti ini.
“ Aku tidak mau memantabkan hati pada sesuatu
yang tidak pasti “
Hanya sebuah kalimat ajaib itu yang
mengilhami, betapa berharga kenangan yang akan aku tinggal melangkah nanti. Sebutan
yang tak pernah aku dengar dari mulutnya yang akrab, telah ia berikan untuk
gadis lain yang ku yakini telah ada dalam hatinya. Aku cemburu, tapi aku tahu
aku yang bersalah, Memaksanya untuk tetap berada di sampingku yang tidak pernah
mantab untuk di cintainya.
Di tengah rinai gerimis yang indah,
aku menulis sebait rindu dalam hatiku….betapa sejuk kenangan yang bertolak
belakang anggap itu. Aku bisa membacanya barusan. Mengintai beberapa sikap yang
ia berikan kepada kaumku. Semua tidak ada yang istimewa, karena aku tidak jauh
berbeda dari mereka. Tapi Semua bagiku hal yang istimewa, walau itu hanya duduk
di halte sambil makan es krim, bernyanyi di tengah hujan. Dulu aku merasakan
itu adalah cinta, karena setiap lelaki yang mencintaiku memperlakukanku seperti
itu. Untung masih ingat, bahwa setiap manusia itu berbeda.
Terbangkan aku ke hatimu, cinta yang pasti jangan menjadi
kenangan
Terbangkan aku, agar aku tidak selalu merasa takut kau akan
pergi..
Jika dulu aku pernah dihatimu, fly me to your heart again
Cerita jatuh cinta, saat itu Aku
menunggunya, seolah tempat yang bernama Halte itu adalah tempat paling
istimewa. Kita makan es krim bersama, kita bercerita dengan tawa. Ketika aku
melihat es krim itu jatuh ke bajunya, aku mendengaar hatiku saat itu juga jatuh
padanya. Dan aku menyimpannya desetiap memoriku, rinduku, dan malam-malam panjang
penantianku, entah sampai kapan.
Cerita hujan saat itu, mata kita
bersinar seiring hatiku. Kita berteriak dan bernyanyi seperti orang yang jatuh
cinta. aku membangun yakin untuk tetap di sisinya, membuat hidup ini mudah
untuk memeluknya, tapi....mimpi yang kita punya tak sama, berdosa jika aku
memaksanya.
Cerita akhir, aku bisa membaca itu
sudah menjauh..kita mandi air hangat, bernyanyi dan berpose di setiap jalan
indah. Tetap aku masih merasakan dia adalah milikku, yang tak terungkap.
kurasakan lagu yang dia nyanyikan hanya kebetulan, status kekasih yang pernah
terjalin itu sudah tidak bisa di selamatkan lagi, tapi tidak cinta ini.
Hari ini aku mengerti, kenapa dia
tidak ingin kembali…karena itu bukan cinta. Aku bisa mengerti kenapa dia tidak
pernah berkata “ AKU MENCINTAIMU “ karena semua yang dia cari tidak ada padaku.
Untukku…Lilin akan tetap ikhlas, Ia tidak akan menyalahkan api yang mampu menjadikannya
bersahaja telah menerangi kegelapan, walau membakar diri sendiri.
Masih bisa berharap pada ROOB_ku ,
bahwa Cinta akan tetap jatuh bak sebuah Hujan. Semua akan melangkah bersama
waktu, semua akan terkubur dan terkenang. Dan semua yang bernama cinta akan
pergi dengan kata TERIMAKASIH, dan datang dengan kata yang tidak bisa di
ungkapkan seperti angin pada laut…tapi membuktikannya dengan Ombak, seperti
cinta ini ^_^