Sabtu, 15 Juni 2013

FLY me to your heart AGAIN

Terimakasih, Cinta




Biarkan dia datang seperti matahari, dan biarlah dia pergi seperti hujan….
Bersinar, Menetes….Pelangi akan menjadi kenangan.


Para mahasiswa mulai berlarian atas guyuran rinai tangis langit pada kolopak bumi di sore ini. Hujan  telah  memanjakan sebuah petir yang tidak terlalu dahsyat untuk ditakuti. Semua berlarian, tapi tidak untuk Aku yang pecinta gerimis. Aku tengah asyik dalam buaian indahnya percikan air yang seperti mimpi ini. Kujatuhkan hati di sini untuk cerita musim hujan yang tak terlupakan. Ia telah berlalu, Ia mungkin tidak akan kembali. Semua yang akan pergi akan terhapus, tapi segala yang terhapus kan membekas dalam hati untuk tetap terkenang. Kenangan itu kadang tertanggapi dengan baik, kadang dengan tangis.

Aku lihat dalam-dalam kejauhan hati yang masih terbit difuknya, tapi tak pasti akan terbenam sampai kapan. Bulan bersinar yang telah menjadi kenangan itu  seolah baru tadi pagi terjadi. Di sana masih ada hari jum’at yang cerah, hari yang mengawali caraku untuk tetap berada di sampingnya. Hari lalu yang terus mengintai masa kini, hingga aku merasa dia masih melekat di sisiku. Berdua duduk di halte menembus impian untuk tetap berada di dekatnya. Aku tidak pernah peduli siapa lelaki yang tengah duduk di sampingku sambil menjilat es krim  waktu itu. Dia hanya manusia yang sama, aku tenang dan nyaman di sampingnaya.
Sudah lama berlalu, sungguh mengenang itu bagaikan ibu yang tengah kesepian merindukan keramaian rumah akan teriakan anak-anaknya. Dari sudut ruangan aku masih bisa melihat dia tersenyum, tapi tidak mencintaiku lagi. dari atap ruangan, aku masih bisa berkaca, betapa rendahnya aku yang tidak terpilih. Dari lantai ruangan yang ku injak, aku bisa intropeksi diri, aku pernah mencampakkan seseorang sama seperti ini.  

“  Aku tidak mau memantabkan hati pada sesuatu yang tidak pasti  “

Hanya sebuah kalimat ajaib itu yang mengilhami, betapa berharga kenangan yang akan aku tinggal melangkah nanti. Sebutan yang tak pernah aku dengar dari mulutnya yang akrab, telah ia berikan untuk gadis lain yang ku yakini telah ada dalam hatinya. Aku cemburu, tapi aku tahu aku yang bersalah, Memaksanya untuk tetap berada di sampingku yang tidak pernah mantab untuk di cintainya.
Di tengah rinai gerimis yang indah, aku menulis sebait rindu dalam hatiku….betapa sejuk kenangan yang bertolak belakang anggap itu. Aku bisa membacanya barusan. Mengintai beberapa sikap yang ia berikan kepada kaumku. Semua tidak ada yang istimewa, karena aku tidak jauh berbeda dari mereka. Tapi Semua bagiku hal yang istimewa, walau itu hanya duduk di halte sambil makan es krim, bernyanyi di tengah hujan. Dulu aku merasakan itu adalah cinta, karena setiap lelaki yang mencintaiku memperlakukanku seperti itu. Untung masih ingat, bahwa setiap manusia itu berbeda.

Terbangkan aku ke hatimu, cinta yang pasti jangan menjadi kenangan
Terbangkan aku, agar aku tidak selalu merasa takut kau akan pergi..
Jika dulu aku pernah dihatimu, fly me to your heart again


Cerita jatuh cinta, saat itu Aku menunggunya, seolah tempat yang bernama Halte itu adalah tempat paling istimewa. Kita makan es krim bersama, kita bercerita dengan tawa. Ketika aku melihat es krim itu jatuh ke bajunya, aku mendengaar hatiku saat itu juga jatuh padanya. Dan aku menyimpannya desetiap memoriku, rinduku, dan malam-malam panjang penantianku, entah sampai kapan.
Cerita hujan saat itu, mata kita bersinar seiring hatiku. Kita berteriak dan bernyanyi seperti orang yang jatuh cinta. aku membangun yakin untuk tetap di sisinya, membuat hidup ini mudah untuk memeluknya, tapi....mimpi yang kita punya tak sama, berdosa jika aku memaksanya.
Cerita akhir, aku bisa membaca itu sudah menjauh..kita mandi air hangat, bernyanyi dan berpose di setiap jalan indah. Tetap aku masih merasakan dia adalah milikku, yang tak terungkap. kurasakan lagu yang dia nyanyikan hanya kebetulan, status kekasih yang pernah terjalin itu sudah tidak bisa di selamatkan lagi, tapi tidak cinta ini.


Hari ini aku mengerti, kenapa dia tidak ingin kembali…karena itu bukan cinta. Aku bisa mengerti kenapa dia tidak pernah berkata “ AKU MENCINTAIMU “ karena semua yang dia cari tidak ada padaku. Untukku…Lilin akan tetap ikhlas, Ia tidak akan menyalahkan api yang mampu menjadikannya bersahaja telah menerangi kegelapan, walau membakar diri sendiri.

Masih bisa berharap pada ROOB_ku , bahwa Cinta akan tetap jatuh bak sebuah Hujan. Semua akan melangkah bersama waktu, semua akan terkubur dan terkenang. Dan semua yang bernama cinta akan pergi dengan kata TERIMAKASIH, dan datang dengan kata yang tidak bisa di ungkapkan seperti angin pada laut…tapi membuktikannya dengan Ombak, seperti cinta ini  ^_^